Wednesday, 29 August 2018

Jalan-Jalan Eropa Timur: Menyusuri Si Cantik Vienna, Austria. Tapi sayangnya hujan...

Hari ke 5. Agenda kami adalah menyusuri kota Vienna, Ibu kota dari Austria. Kota ini baru saja mendapatkan predikat sebagai "The Most Liveable City" berdasarkan survey tahunan dari The  Economist Intelligence Unit. Melanjutkan blog saya sebelumnya, memang kota ini terlihat cantik dan bersih. Serta segalanya terlihat teratur dan rapi.

Wiener Riesenrad. Icon kota Vienna
Sebelum melanjutkan cerita perjalanan, sebenarnya hari ini kami ingin mengunjungi Hallstatt. Namun kami memutuskan untuk jalan-jalan saja di kota Vienna karena tiket menuju ke Hallstatt sudah sangat mahal. Kami tidak tahu bahwa tarif kereta disini tiak flat, entah karena memang tidak atau saat itu sedang musim liburan. Tapi hikmah dibalik ini (berat ya bahasanya haha) kami dapat lebih mengeksplorasi kota Vienna sebab kemarin kami tidak sempat untuk menyelusuri kota ini karena kami tiba sudah sore.

Pagi hari, seperti biasa, kami sarapan terlebih dahulu. Saya sangat senang karena di sini saya bisa mendapatkan susu pisang... Btw, foto ini diambil dari Instagram @kanmakan.sakmasak jangan lupa di-follow ya ๐Ÿ˜œ.

Sedari pagi, udara sudah cukup dingin dibandingkan kemarin. Apalagi malam kemarin hujan di Vienna. Saat cek di prakiraan cuaca, ternyata hari ini diramalkan hujan. Agak menyedihkan memang kalau lagi berlibur kemudian hujan. Tapi kami tetap semangat untuk berjalan-jalan pastinya!

Destinasi pertama yang kami kunjungi adalah Wurstelprater Amsusment Park atau The Prater, sebuah taman bermain di Vienna. Menurut informasi dari website mereka, taman bermain ini meruakan taman bermain tertua di dunia loh. Uniknya, taman bermain ini tidak dikenakan biaya masuk untuk masuk ke wilayah taman bermain. Namun, untuk menaiki wahana dikenakan biaya 1.5 euro hingga 5 euro. Belum banyak pengunjung yang datang saat kami disana, mungkin karena masih terlalu pagi sekitar jam setengah sebelas. Berikut beberapa permainan yang ada disana, tentunya masih banyak lagi dan banyak juga mainan yang tidak terlalu ekstrim


Dari beberapa banyak permainan, yang paling menarik perhatian adalah wahana ini. Haha. Bercanda! Maklum karena Ball Ball jika diartikan adalah Bola Bola. Dan inilah duta dari Bola-Bola Trip.. saya hanya fotografer mereka ๐Ÿ˜›
Duo Bola
Ok, sekarang beneran! Jadi di taman bermain ini terkenal dengan Giant Wheel atau Wiener Riesenrad. Dan ini merupakan landmark dari kota Vienna. Bianglala ini (apa yang bahasa Indonesianya yang benar?) dibangun sejak 1897. 

Biang lala ini memang terlihat sangat megah baik dari jarak jauh ataupun dekat 

Setelah mengelilingi taman dan sebelum pindah ke destinasi lain, kami makan siang di Schweizerhaus yang masih berada di wilayah The Prater. Restoran ini terkenal dengan Pork Knuckle-nya. Tentunya duo maut sudah langsung menetapkan pilihannya haha. Sedangakan saya memesan Beef Goulash dengan kentang. Sayang tidak dengan nasi, pasti akan enak sekali. 

Beef Goulashdi di Schweizerhaus
The Famous Schweizerhaus's Pork Knuckle

Tidak lama setelah kami selesai makan, hujan turun sangat deras. Untung kami membawa payung sehingga kami bisa berlari menuju stasiun metro terdekat. Awalnya kami ingin berjalan-jalan disekitar Museum Quartier tetapi karena hujan sangat deras, kami hanya memutuskan untuk naik tram memutari kota.
Menunggu hujan di dalam tram
Saat sudah mulai reda, kami kembali ke wilayah Museum Quartier. Dan di sini kami kami berpisah karena Inez memutuskan untuk pulang karena sedang tidak enak badan dan Etha akan mengunjungi museum. Saya akhirnya muter-muter saja disini


Setelah itu saya teringat bahwa teman saya Meliza titip untuk membeli rubber duck Mozart yang katanya hanya di jual di Mozart Haus
Mozarthaus
Rubber Duck Mozart
 Di perjalanan menuju Mozarthaus, saya melewati St. Stephen's Catherdal
St. Stephen's Catherdal
Karena hujan masih tidak kunjung berhenti, saya mulai kepikiran untuk pulang karena kurang bisa menikmati perjalanan dan takut sakit. Tentunya saya tidak mau sakit karena perjalanan masih jauh. Di tengah-tengah perjalanan dan hujan sudah sedikit reda. Akhirnya saya meumutuskan untuk mampir ke satu tempat lagi yaitu Hundertwasser House. Sebenarnya ini adalah apartmen yang memiliki design unik dengan beargam warna. 
Sehabis foto-foto, saya akhirnya pulang karena sudah mulai lelah dan masa berlaku tiket 24 sudah mau habis.

Oh iya, untuk makan malam, kami memutuskan untuk membeli take away makanan Cina. Nasi goreng ayamnya enak dan murah! Lumayan untuk menghemat pengeluaran sebab di Vienna harga-harganya sudah termasuk mahal
  

Saturday, 11 August 2018

Jalan-Jalan Eropa Timur: Vienna, Austria. Menikmati Danube River pada malam hari & Mencicipi Schnitzel, Makanan Khas Austria

Hari ini, kami akan melanjutkan perjalanan ke Vienna ibu kota dari Austria.
Sungai Danube
Masih seperti perjalanan sebelumnya, kami menggunakan Flixbus sebagai transportasi kesana. Kami sudah tiba di Prague Central Station sekitar 1 jam sebelum keberangkatan. Awalnya, kami sedikit bingung karena ada beberapa bus stop untuk Flixbus, sehingga kami harus beberapa kali naik turun tangga untuk memastikan dimana letak bus stop bis kami. Perjalanan dari Praha menuju Vienna kurang lebih 4 jam. Kami tiba di stasiun Vienna Erdburg sekitar pukul 4 sore, sedikit telat karena dari jadwal karena beberapa hal, pertama bus kami telat sekitar 10 menit dari stasiun di Praha karena ada penumpang yang jadwlanya tidak sesuai tetapi memaksa untuk ikut di bis kami sehingga supir kami (sepertinya) harus berdiskusi terlebih dahulu dengan kantor pusat. Alasan lain karena terjadi kemacetan akibat konstruksi. 
Selfie sembari menunggu bus
Flixbus menuju Vienna
Sesampainya di Vienna, kami langsung menuju Airbnb tempat kami menginap. Walau lokasinya cukup jauh dari pusat, namun mudah diakses dengan transportasi umum karena dekat dengan tram stop atau metro station serta lingkungannya sangat nyaman. Tepat di depan apartement tempat kami menginap terdapat supermarket Billa, dan tak jauh dari sana terdapat juga Lidl dan Spar. Pemilik Airbnb kami sangat baik dan komunikatif. Nama akunnya Randall. Sayang kami lupa foto di AirBnb kami. Segala fasilitas tersedia, seperti dapur, tv, bathtub, dan mesin cuci.
Untuk transportasi selama di Vienna kami membeli 24 hours ticket. Harganya 8 Euro dan kami sarankan untuk mendowload aplikasi WienMobil untuk mempermudah pembelian tiket. 
Tujuan pertama kali adalah mencari makan malam karena kami sudah sangat lapar. Kami menuju ke restoran centimeter. Saya langsung memesan Schnitzel karena ini merupaka makanan khas Austria yang wajib dicoba
Schnitzel
Schnitzel merupakan daging, yang saya pesan adalah daging kalkun, yang digoreng tepung dan panir. Porsinya sangat besar untuk porsi saya. 2pcs daging ditambah dengan kentang goreng. Untuk rasa, menurut saya seperti katsu ala makanan jepang hehe, namun tidak rasanya tidak sekuat masakan jepang. Mungkin karena lidah orang sini berbeda ๐Ÿ˜
Setelah kenyang, kami tidak langsung pulang, tapi kami menuju ke salah satu area yang dilewati oleh sungai Danube. Sungai ini merupakan sungai kedua terpanjang di Eropa dan melintasi 10 negara: Austria, Bulgaria, Croatia, Jerman, Hongaria, Moldova, Slovakia, Romania, Ukraina dan Serbia. Sayang sudah hampir gelap sesampainya kami disana. Namun, kami tetap untuk menyempatkan diri untuk berfoto di pinggiran sungai ini. Dipinggiran sungai ini juga terdapat banyak cafe dan tempat untuk bermain trampolin bagi anak-anak
Sampai disini dulu perjalanan hari pertama kami di Vienna. Sudah malam dan sepertinya susah mendapatkan foto yang oke. Next post akan lebih banyak lagi foto-foto di Vienna. Tunggu postingan selanjutnya yaa

Trio Bola









Sunday, 5 August 2018

Jalan-Jalan Eropa Timur: Prague, Czech Republic. Exploring Prague in One Day & Trying The Local Dishes

Hari ini saatnya berpetualang mengelilingi kota Praha. Berikut adalah highlight dari perjalanan hari ini: jalan-jalan di old town Praha, mecoba makanan lokal (goulash, cimney cake, fried cheese/keju goreng), Prague Castle, dan masih banyak lagi :D

Charles Bridge 

Sebelum pergi, kami sarapan dulu di tempat menginap. Nah, salah satu tips untuk menghemat adalah dengan membeli bahan makanan sendiri. Kami selalu sedia roti dan selai untuk sarapan. 

Sarapan dengan pemandangan dari balkon kami
Agenda kami hari ini tentunya mengitari kota Praha yang terkenal cantik. Tujuan pertama kami adalah mengunjungi Old Town di kota ini. Untuk transportasi, kami menggunakan 24-hours pass seharga 110 CZK. Jangan lupa ya untuk melakukan validasi tiket dan juga menyimpan tiketnya dengan baik!

Mesin validasi tiket 
Sesampainya di kota tua, Inez langsung membeli salah satu jajanan khas sini, yaitu Chimney cake. Makanan ini merupakan pastry yang adonannya seperti donut. Rasanya manis karena dilapisi dengan gula. Makanan ini dapat dengan mudah ditemukan di dearah wisata. Di beberapa tempat, kalian dapat memesan cake ini dengan isian seperti  ice cream, nutella atau vla.
Chimeny Cake saat di bake
Chimney Cake
Kawasan kota tua saat kami kesana sangat ramai. Kami berkeliling sambil melihat-lihat souvenirs yang banyak sekali ditemukan di kawasan ini. 

Sayangnya saat kami kesana, salah satu atraksi yang wajib dikunjungi yaitu Astronomical Clock sedang direnovasi. Namun, jam ini tetap "beroprasi" karena pengunjung dapat melihat dalam versi digital
Astronomical Clock
Astronomical Clock
Di kawasan Old Town ini kami juga menyusuri gang-gang karena bangunan-bangunannya sanagat cantik. Selain itu kami mencari daerah yang tidak terlalu panas
Selanjutnya kami menuju ke jembatan yang sangat terkenal di Praha, yaitu Charles Bridge.
Si ganteng ๐Ÿ˜›
Si Cantik ๐Ÿ˜›
Si Cantik ๐Ÿ˜›
Charles Bridge
Karena cuaca yang sangat panas dan untuk memaksimalkan tiket 24 jam, kami menggunakan tram untuk menuju ke atraksi selanjutnya, yaitu The Dancing House. Bagi yang memahami arstitek (Inez dan Etha anak arsitek ciee), bangunan ini sangat iconic karena struktur bangunannya yang unik. The Dancing House terinspirasi dari duo penari, Fred Astaire dan Ginger Roger, dan mulai dibangun pada tahun 1992 dan selesai 4 tahun kemudian. Bangunan ini merupakan hasil kolaborasi Arsitek Kroasia-Ceko Vlado Milunic dan Arsitek Canada-Amerika Frank Gehry. Saat ini, Dancing House beroprasi sebagai hotel, galeri dan restaurant. (sumber: http://www.praguego.com/attractions/dancing-house/)

The Dancing House
Saya berpisah sesaat dengan Etha dan Inez karena hari ini juga bertepatan dengan Pokemon Go Community Day haha. Jadi saya sibuk berpetuaalang mencari Shiny Squirtle dan Squirtle yang menggunakan kacamata hitam. Sembari berburu pokemon, tentunya saya tidak lupa untuk mengambil foto di tempat-tempat yang saya lalui 
Bapak & Anak sibuk hunting pokemon





Setelah puas bermain pokemon dan perut sudah mulai keroncongan. Saya segera menyusul Inez dan Etha yang sudah duluan makan di Restoran Havelskรก Koruna. Restoran ini merupakan rekomendasi dari teman saya, Lukas, orang Czech yang dulu pernah tinggal di Indonesia. Sayangnya, saya tidak bisa bertemu dengannya karena dia juga sedang berlibur saat saya kesana. Restoran ini menyajikan Czech food dengan harga yang bersahabat walaupun lokasinya berada di center. Saya memesan Beef Goulash dan Fried Cheese. Goulash-nya enak apalagi saya pesan dengan nasi, namanya juga orang Indonesia belum komplit kalau tidak makan nasi hehe. Sedangkan untuk Fried Cheese-nya ternyata sangat besar dan ternyata ini juga merupakan main course bukan snack. Jadi porsinya sangat besar, untung saya tidak memesan dengan kentang atau nasi. Ohya, sediakan uang cash ya, karena mereka tidak menerima pembayaran dengan kartu
Beef Goulash

Fried Cheese
Setelah kenyang dan beristirahat, seperti biasa, kami mencari oleh-oleh. Tidak jauh dari restoran kami, banyak sekali yang menjual beragam souvenirs mulai dari magnet, boneka, hingga makanan. Saya hanya membeli tempelan kulkas seperti biasanya

Kami kemudian mencari The Man Hanging Out. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk menemukan patung ini. kita bisa mengikuti Google Maps. Pastikan untuk melihat ke atas saat sudah dekat dengan lokasi. Patung ini merupakan karya David Cerny untuk mengapresiasi psikoanalis Sigmund Freud yang mengalamai banyak phobia salah satunya adalah kematian. Patung ini merepresentasikan perjuangan dari Sigmund, namun banyak yang mengsalah artikan bahwa patung ini menggambarkan bunuh diri.

The Man Hanging Out
The Man Hanging Out (tampak belakang)
Karena kepanasan, kami mencari tempat untuk berteduh dan beristirahat lagi. Lalu kami menemukan kedai ice cream Creme de la Creme yang banyak direkomendasikan. Kami cukup beruntung karena saat kami tiba, kami tidak perlu mengantri. Namun saat kami keluar, ternyata antrian sangat panjang.
Creme de la Creme

Ice Cream di Creme de la Creme, Prague
Kami berpisah dengan Inez karena sedang tidak enak badan. Saya dan Etha kemudian menyusuri kembali Charles Bridge untuk menuju ke Lennon Wall. Oh iya, kalian harus selalu waspada ya saat saat berjalan di jembatan ini. Banya yang  mengatakan bawah banyak copet disini. 


Lokasi Lennon walls tidak terlalu jauh ujung jembatan. Pastikan gunakan google map ya untuk mempermudah pencarian. Awalnya, tembok ini adalah tembok biasa, namun sekitar tahun 1980an, tembok ini mendapat julukan Lennon Wall. Mengapa? Walaupun tidak ada kaitannya langsung dengan Lennon atau The Beatles, Lennon merupakan sosok inspiratif bagi para pemuda di Czech. Para pemudah pada zaman itu membuat grafiti dan menuliskan lirik lagi karya Lennon untuk menggambarkan kebebasan. Sebab kala itu, komunis melarang lagu-lagu pop terutama karya Lennon. Bahkan ada beberpa penyanyi yang dipenjara karena menyanyikan lagunya



Karena kepanasan (lagi), saya dan Etha berencana untuk jalan-jalan menggunakan tram. Awalnya tujuan kami hanya untuk mencari AC tanpa destinasi yang jelas. Akhirnya, kami memutuskan untuk ke Prague Castle. Kami janjian kembali untuk bertemu Inez disini
Tram di Praha
Untuk menuju castle, kami harus menanjak. Cukup melelahkan bagi kami setelah tadi muter-muter mengelilingi kota Prague. Selain itu, sinar matahari membuat kami mudah lelah. Akan tetapi, kalian wajib mengunjungi tempat ini. Sebab dari sini kalian dapat melihat pemandangan kota Prague dari atas. Selain itu, di area castil juga sangat cantik. Sayang kami tidak sempat berputar-putar karena sudah sore.
Kota Praha dari atas

Group foto lagi

Sayangnya Inez tidak bisa melanjutkan perjalanan ke area castle karena masih tidak enak badan, sehingga dia pulang duluan. Saya dan Etha melanjutkan untuk naik sedikit lagi ke dekat kastil. Prague Castle terlihat sangat indah dan megah! 


Sebelum pulang, kami masih ada satu agenda lagi yaitu melihat Statue of Franz Kafka atau The Rotating Head. Untuk makan malam, kami makan di restoran Cina yang berada tidak jauh dari patung tersebut
Statue of Franz Kafka, Prague
Akhirnya... Selesai juga perjalanan kami di Prague. Sangat melelahkan tapi kami cukup puas walaupun masih banyak tempat yang mungkin masih belum kami kunjungi.

Terimakasih sudah membaca blog saya dan sampai jumpa di kota selanjutnya ๐Ÿ˜Š
See you